Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menegaskan bahwa target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 akan tetap jalan, meskipun Dewan Energi Nasional (DEN) telah merevisi target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 menjadi kisaran 17-19 persen.
Arifin menjelaskan bahwa meskipun ada perubahan dalam regulasi, namun pihaknya tetap memprioritaskan untuk mencapai target awal tersebut.
“Target itu tetap jalan,” kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta.
Baca Juga :
Pemerintah Revisi Target Bauran EBT, Turun Menjadi 17-19 Persen pada 2025
Menteri ESDM Targetkan Regulasi Kebijakan Energi Nasional Rampung Juni 2024
CESS : Revisi Aturan PLTS Atap Berdampak Positif Pada Pasokan Listrik Negara
Dia menekankan bahwa upaya untuk meningkatkan bauran EBT telah diiringi dengan penyusunan regulasi yang memadai serta perencanaan pembangunan pembangkit EBT yang telah terstruktur dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Regulasi sekarang yang kita punya ini sudah cukup dan RUPTL juga sudah berdasarkan target capaian itu,” ujar Arifin.
Meskipun demikian, Arifin tidak mengabaikan hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi, terutama terkait dengan keterbatasan infrastruktur. Dia menegaskan bahwa masalah infrastruktur menjadi fokus utama dalam usaha percepatan pencapaian target bauran EBT.
“Mungkin isunya sekarang adalah keterbatasan kita punya infrastruktur, ini yang harus kita perbaiki,” kata Arifin.
Dalam konferensi pers “Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024”, Kementerian ESDM mencatat bahwa realisasi bauran EBT pada tahun 2023 mencapai 13,1 persen dari target sebesar 17,9 persen.
Dalam Konferensi Pers ini Kementerian ESDM telah menetapkan sejumlah langkah strategis.
Di antaranya adalah pembangunan pembangkit EBT melalui RUPTL dengan target mencapai 10,6 gigawatt (GW) pada tahun 2025.
Kemudian, pelaksanaan program pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target mencapai 3,6 GW pada tahun 2025.
Selanjutnya, konversi pembangkit diesel menjadi EBT, program mandatori B35 dengan target mencapai 13,9 juta kiloliter (KL) pada tahun 2025, program co-firing biomassa pada PLTU dengan target mencapai 10,2 juta ton pada tahun2025.
Berikutnya, penyediaan akses energi modern melalui EBT di daerah terpencil dan terluar, eksplorasi panas bumi oleh pemerintah, serta pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung.