Bauran Energi Terbarukan RI Masih Jauh dari Target, Kenapa?

Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024. Foto : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa target mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 masih jauh dari tercapai. Saat ini, kontribusi listrik dari sumber energi terbarukan baru mencapai 60% dari target yang ditetapkan, dan sisa waktu yang tinggal hanya 2 tahun.

“Capaian saat ini masih jauh dari target, sekitar 60% dari yang diharapkan, sementara waktu tersisa hanya 2 tahun. Penyebab utamanya adalah dampak Covid-19, sehingga kami perlu terus mempersiapkan infrastruktur dan menciptakan permintaan,” ungkap Arifin dilansir dari CNBC Indonesia dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, pada Jumat (22/12/2023).

Baca Juga

ESDM Temukan 17 Titik Potensi Energi Laut Di Indonesia Sebesar 60GW

Pemerintah Berkomitmen Menggandeng UMKM dalam Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik

Pembangunan PLTA Kayan 9.000 MW Capai 37%, Ditargetkan Selesai 2027

Menurutnya, pemerintah telah merumuskan rencana untuk membangun jaringan transmisi guna memperlancar akses ke energi terbarukan. Arifin menegaskan bahwa kepastian regulasi dan permintaan listrik juga merupakan tantangan signifikan dalam pengembangan ini.

Arifin menjelaskan bahwa apabila permintaan listrik dari sumber energi terbarukan dapat meningkat, hal ini dapat menarik investasi baru sehingga penerapannya dapat lebih meluas. “Kita perlu menciptakan permintaan listrik baru, sehingga pertumbuhan kedepannya dapat didukung oleh energi bersih terbarukan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk proyek-proyek pembangkit energi baru terbarukan yang sudah ada, diperlukan perbaikan dan peningkatan efisiensi. “Proyek-proyek yang sudah berjalan harus bisa kita optimalisasi melalui efisiensi,” tambahnya.

Sumber : CNBC Indonesia Bauran ET Masih Jauh dari Target, ESDM Ungkap Penyebabnya