Permintaan hidrogen berbasis energi terbarukan atau yang biasa disebut sebagai green hydrogen semakin meningkat, baik sebagai bahan baku industri maupun sebagai energi carrier and storage. Sebagai salah satu energi terbarukan yang dikembangkan Green Hydrogen adalah masa depan dan akan menggantikan energi fosil.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Wiluyo Kusdwiharto, di depan para peserta diskusi METI Roundtable Talk di Jakarta, Rabu (9/3).
“Industri di Indonesia semakin berkembang. Hal ini tentu berdampak positif terhadap perkembangan hidrogen sebagai bahan baku industri di Indonesia. Kita harus memanfaatkan peluang ini dengan mengembangakn green hydrogen yang lebih ramah lingkungan,” ujar Wiluyo.
Menurut Wiluyo, METI Roundtable Talk kali ini bertujuan membahas perkembangan hidrogen di Indonesia. Acara tersebut mengundang 11 pembicara yang berasal dari pemerintah hingga praktisi dari berbagai industri di Indonesia.
Menambahkan apa yang disampaikan oleh Wiluyo, Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM menyampaikan bahwa dukungan Pemerintah memegang peranan penting dalam pengembangan hidrogen di Indonesia.
“Pemerintah sepenuhnya mendukung perkembangan hidrogen di Indonesia lewat regulasi pendukung. Walaupun saat ini belum ada regulasi yang secara spesifik mengenai hidrogen, setidaknya sudah ada 7 regulasi yang menyebutkan hydrogen,” ujar Feby.
Salah satu pembicara pada acara tersebut adalah Mathieu Geze, Direktur Asia HDF Energy Indonesia. Mathieu mengungkapkan alasan dibalik perkembangan hidrogen yang semakin cepat. Menurutnya, hidrogen memiliki keunggulan yaitu bisa diaplikasikan hampir semua sektor. Mulai dari pembangkit listrik, bahan baku industri, hingga sumber energi untuk kendaraan.
“The beauty of hydrogen is they can indeed be used to decarbonize almost every sector, electricity, mobility, heat, etc.,” ungkap Mathieu.
Mathieu juga menambahkan bahwa Indonesia menjadi negara yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan hidrogen khususnya green hydrogen. Selain karena faktor demand dari hidrogen yang relatif besar, Indonesia juga memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar untuk memproduksi green hydrogen.
“Indonesia is a very promising country to develop hydrogen, especially green hydrogen. Since Indonesia has a huge renewable potential such as solar energy, it makes developing hydrogen with a renewable energy base much easier to develop,” imbuhnya.
Terakhir, METI Roundtable Talk ditutup dengan paparan mengenai perkembangan hidrogen di dunia oleh Eniya Listiani Dewi, Ketua President Indonesian Association of Fuel Cell and Hydrogen Energy. Eniya menyampaikan bahwa kedepannya akan ada acara yang lebih besar lagi yang akan mengangkat isu hidrogen.
“Hidrogen adalah masa depan. METI Roundtable Talk adalah awal komitmen bersama dalam mengembangkan hidrogen di Indonesia. Kedepannya, akan diadakan diskusi yang lebih besar lagi dalam acara Indonesia International Hydrogen Summit 2023,” tutup Eniya.