Indonesia terus mendorong kerja sama dengan Finlandia, khususnya dalam pengembangan energi bersih, sebagai langkah mencapai target nol emisi pada tahun 2060, yang dikenal sebagai Net Zero Emission (NZE).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Finlandia terus berkembang.
Arifin mengakui kekayaan Finlandia dalam sumber pengetahuan teknologi dan berharap dapat memperluas hubungan tersebut, terutama dalam sektor energi.
“Saya sangat berharap kita dapat memperluas hubungan ini menjadi lebih erat dan kolaborasi, khususnya di bidang energi,” ucap Arifin, dalam pembukaan Smart Energy Working Group Day di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2023).
Baca Juga :
Jabar Mencatat Bauran Energi Terbarukan Capai 25,8%, Dinas ESDM : Telah Melampaui Target
PLTS Terapung Cirata Berpotensi Tingkatkan Kapasitas Listrik Hingga 1000 MWp
Arifin menjelaskan bahwa diskusi antara pihaknya dan Finlandia telah mencakup berbagai peluang kerja sama di masa depan.
Ia menyoroti luasnya keahlian Finlandia dan kemajuan teknologi di sektor energi ramah lingkungan serta efisiensi energi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian nol emisi di Indonesia.
“Kegiatan dan program telah dilaksanakan, termasuk acara ini, yang akan mendorong investasi Finlandia dan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, khususnya di sektor energi,” ucap Arifin.
Arifin juga menyatakan bahwa perlunya pengembangan supergrid dalam jangka panjang untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi intermitensi di pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali.
Upaya ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan di seluruh negeri dan menciptakan sistem energi berkelanjutan.
“Pemerintah saat ini sedang mengembangkan konsep bangunan ramah lingkungan dan bangunan NZE serta menyusun peta jalan bangunan ramah lingkungan yang menjadi pedoman implementasi di masa depan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, oleh karena itu saya mengundang dan sangat menyambut baik investor dan badan usaha Finlandia untuk meningkatkan kehadiran mereka di Indonesia dan berpartisipasi aktif dalam proyek energi hijau Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perekonomian Finlandia, Wille Rydman, yang turut hadir menyatakan bahwa Finlandia memiliki keahlian dalam solusi energi ramah lingkungan yang komprehensif untuk mendukung transisi energi.
Rydman percaya bahwa kombinasi antara kebutuhan Indonesia dan keahlian Finlandia dapat menjadi kolaborasi yang sempurna untuk mencapai tujuan terkait perubahan iklim dan transisi energi.
“Saya berpendapat bahwa kebutuhan yang telah diketahui oleh Indonesia dan keahlian yang dimiliki oleh Finlandia merupakan suatu perpaduan yang sempurna, dimana kedua belah pihak dapat saling membantu untuk mencapai target yang telah kita tetapkan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut ketika diperlukan mengenai perubahan iklim dan transisi energi,” ujar Rydman.
Rydman juga optimis bahwa Finlandia dapat mendukung Indonesia dalam transisi energi melalui pembangkit listrik yang sudah ada dapat beroperasi pada pembangkit listrik berkelanjutan.
Ketika energi terbarukan tidak tersedia, pembangkit listrik penyeimbang berbasis gas yang fleksibel dapat membantu menyeimbangkan variabilitas energi terbarukan dan memastikan keandalan.
Rydman juga menyoroti penandatanganan nota kesepahaman energi antara Finlandia dan Indonesia sebagai dasar yang baik untuk melanjutkan dan memperluas kolaborasi bisnis dan inovasi di bidang energi.
“Dengan mempromosikan energi yang efisien, bersih, dan terbarukan, memfasilitasi pengembangan pembangkit listrik, meningkatkan efisiensi sumber daya, mengembangkan struktur inferensi energi yang cerdas dan berkelanjutan serta transportasi netral karbon, kami berharap jumlah bisnis antara Indonesia dan Finlandia akan meningkat di tahun-tahun mendatang,” tambah Rydman.