Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan dukungan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) melalui ajang inabuyer EV Expo 2023. Airlangga menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 358 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Dalam sambutan virtualnya di ajang inabuyer EV Expo 2023 di Jakarta, Airlangga menyatakan harapannya agar seluruh UMKM dapat menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik, terutama dalam produksi motor listrik dan sebagai pemasok komponen-komponen motor listrik.
Baca Juga
- Pembangunan PLTA Kayan 9.000 MW Capai 37%, Ditargetkan Selesai 2027
- Indonesia Tertarik Bergabung dalam Konsorsium Battery Storage System
- Generasi Muda Berperan Penting Dalam Transisi Energi di Indonesia
Menurut Airlangga, pengembangan kendaraan listrik memiliki momentum yang positif di Indonesia, karena negara ini memiliki bahan baku yang melimpah, utamanya bahan baku nikel untuk memproduksi baterai listrik. Investasi dalam sektor ini terus meningkat, dan penjualan motor listrik juga mengalami pertumbuhan.
Pemerintah juga telah memberikan sejumlah subsidi, termasuk bantuan pembelian kendaraan roda dua listrik dan konversi ke motor listrik masing-masing sebesar Rp7 juta per unit. Selain itu, mobil dan bus listrik dengan TKDN minimal 40 persen mendapatkan insentif dari pemerintah. Bahkan, bus listrik dengan TKDN 20-40 persen juga mendapatkan insentif PPN DTP sebesar 5 persen.
Deputi Bidang UKM KemenkopUKM, Hanung Harimba Rachman, mengungkapkan bahwa saat ini banyak UMKM yang sudah memproduksi komponen kendaraan listrik. Pelaku UMKM di bidang pengembangan ekosistem kendaraan listrik bahkan telah mencapai 800 anggota. Ada peluang besar bagi UMKM untuk terlibat dalam ekosistem EV, baik sebagai distributor, dealer, penyedia jasa charging, maupun bengkel konversi. Industri komponen juga telah menghasilkan berbagai elemen, termasuk frame, packing baterai, dan controller.
Menurut Hanung, UMKM lebih mudah terlibat dalam ekosistem kendaraan listrik dibandingkan dengan ekosistem motor berbahan bakar fosil. Hal ini disebabkan oleh jumlah komponen yang lebih sedikit.
Hanung menyarankan agar kita memiliki standar agar UMKM dapat dengan mudah memproduksi komponen kendaraan listrik. Saat ini, banyak UMKM telah memproduksi berbagai komponen, termasuk frame, packing baterai, dan controller.
Sementara itu, Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Asian Trade, Tourism, and Economic Council (ATEC) dan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), menjelaskan bahwa ajang inabuyer EV Expo 2023 bertujuan untuk mempercepat Business-to-Business B2B matching antara pemerintah pusat dan daerah melalui pengadaan kendaraan listrik sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Umum.
Selain itu, ajang ini juga menjadi inisiatif untuk menghidupkan kembali Smesco sebagai lokasi pameran Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Customer (B2C). Budihardjo juga berharap dapat memberikan motivasi bagi merek kendaraan listrik lokal untuk berperan dalam pengembangan ekosistem ini, termasuk dalam hal ekspor. Fakta bahwa toko ritel lokal sudah ada di Malaysia dapat menjadi inspirasi bagi merek kendaraan listrik lokal untuk mengekspor produk mereka secara internasional.
Sumber : Antara Pemerintah dukung UMKM terlibat dalam pengembangan ekosistem EV