PLTS IKN Tahap I Siap Beroperasi Akhir Februari 2024

Para pekerja yang tengah melakukan pengecekan pada PLTS IKN, Ibu Kota Nusantara (IKN). Foto : ANTARA/Bayu Saputra

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ibu Kota Nusantara (IKN) tahap I, yang memiliki kapasitas 10 megawatt (MW), akan segera beroperasi pada akhir Februari 2024.

PLTS tahap I tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 10 megawatt (MW), dari total keseluruhan kapasitas PLTS yang nantinya mencapai 50 MW.

Dilansir dari Antara, Direktur Utama PT PLN Nusantara Renewables, Harjono, menjelaskan bahwa tahap pertama dengan kapasitas 10 MW ini telah siap beroperasi dan merupakan hasil kerja internal dari perusahaan Nusantara Power Group.

“Yang pertama 10 megawatt. Seperti yang kita lihat, ini 10 megawatt, dan ini sudah siap operasi dan nanti untuk yang tahap keduanya adalah 40 megawatt. Yang 10 megawatt ini kita kerjakan secara internal di perusahaan Nusantara Power Group,” ucap Harjono, dikutip dari Antara, Kamis, (22/02/24).

Baca Juga :

PLN Resmikan Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Untuk Dukung Transportasi Ramah Lingkungan

Kilang Balongan Resmi Operasikan PLTS untuk Mendukung Dekarbonisasi

Miliki Sertifikat REC, Kawasan GBK Resmi Gunakan Seratus Persen Energi Terbarukan

Seluruh bagian dari platform PLTS, termasuk panel surya, inverter, trafo, dan gedung kontrol, sudah terpasang dan siap digunakan. PLTS juga telah dilengkapi dengan gardu induk berkapasitas 50 MW beserta kabel transmisinya.

Harjono menjelaskan bahwa PLTS IKN ini akan mampu memasok listrik ke Ibu Kota Nusantara pada tahun 2024. Proyek ini dibangun di lahan seluas 80 hektare yang dimiliki oleh Otorita Ibu Kota Nusantara.

PLTS dengan kapasitas 50 MW ini akan mampu menyuplai listrik ke gardu induk GIS IV di IKN. Bahkan, PLTS ini direncanakan mampu memasok seluruh kebutuhan listrik di IKN, bahkan melebihi kebutuhan yang sebenarnya.

“Jadi kalau ditotal itu, semua nanti permintaan (listrik) di IKN kurang lebih 24 megawatt. Itu kondisi kebutuhan penuh ya, kemungkinan nggak sampai segitu, hanya 20-30 persen. Jadi kalau dari sini 50 megawatt sangat cukup,” terangnya.

Proyek senilai 64 juta dolar AS ini merupakan proyek bersama (joint venture) antara PLN Nusantara Renewables dan Sembcorp Utilities PTe. Ltd sebagia perusahaan energi asal Singapura.

Kepemilihan saham dalam proyek PLTS tersebut sebesar 51 persen untuk PLN Nusantara Renewables dan 49 persen untuk Sembcorp.

“Jadi nanti share-nya kami 51 persen, Semcorp 49 persen. Jadi dari 64 juta dolar AS tadi, kami 51 persen (saham),” kata Harjono.