PT PLN (Persero) melalui PLN Indonesia Power secara resmi mengoperasikan Stasiun Pengisian Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia dalam mendukung penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. HRS itu dibangun dan diresmikan oleh PT PLN (Persero) di Senayan, Jakarta pada Rabu, (21/02/2024).
“Kita lihat bahwa perkembangan teknologi transportasi hijau berkembang sangat besar. Salah satunya adalah bagaimana transportasi berbasis pada electric vehicle (EV) berkembang sangat besar dan PLN mendukung transformasi green transportation yang berbasis pada EV end-to-end,” ucap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memberi sambutan saat peresmian stasiun pengisian hidrogen tersebut.
Baca Juga :
PLN Indonesia Power Memamerkan Stasiun Pengisian Kendaraan Hidrogen Pertama di Indonesia
Indonesia dan Singapura Jajaki Kerjasama CCS untuk Capai Net Zero Emission pada 2050
Miliki Sertifikat REC, Kawasan GBK Resmi Gunakan Seratus Persen Energi Terbarukan
Darmawan menjelaskan bahwa PLN sebelumnya telah aktif mendukung ekosistem kendaraan listrik sebagai bagian strategis dari program transisi energi.
“Kami telah membangun layanan digital untuk kendaraan listrik, termasuk fasilitas pengisian di rumah dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum. Kami telah memberikan dukungan dalam kebijakan dan operasionalisasi sistem ini,” tambahnya.
Selain menggunakan listrik, PLN juga mengembangkan teknologi hidrogen hijau sebagai alternatif yang ramah lingkungan dalam sektor transportasi.
“PLN berkomitmen untuk mendukung transformasi transportasi hijau, baik melalui EV maupun fuel cells. Kami telah meresmikan produksi hidrogen hijau di beberapa lokasi sebelumnya, yang didukung oleh listrik dari sumber energi terbarukan,” jelas Darmawan.
Dia juga menyoroti upaya PLN dalam memproduksi hidrogen hijau dari sumber energi terbarukan yang sesungguhnya, seperti di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.
“Total produksi hidrogen hijau dari 22 pembangkit kami mencapai 203 ton per tahun, dengan sebagian besar dapat digunakan dalam sektor transportasi,” paparnya.
Menurut perhitungan PLN, biaya penggunaan hidrogen hijau untuk transportasi sangat kompetitif dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Biaya per kilometer untuk mobil hidrogen hanya sekitar Rp276, jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM).
HRS Senayan juga akan dilengkapi dengan fasilitas pengisian electric vehicle berbasis hidrogen, serta hydrogen center dan hydrogen gallery room untuk pendidikan dan pelatihan terkait teknologi hidrogen di Indonesia.