PLN Nusantara Power (PLN NP), sebagai subholding terbesar dalam pembangkitan di Asia Tenggara, berhasil menurunkan emisi karbon sebanyak 17 juta ton CO2 melalui berbagai inovasi, termasuk menjadi penyedia bursa karbon, program co-firing, dan proyek energi baru dan terbarukan dengan tema Green Energy Movement (GEM).
Dilansir dari Antara, Direktur Human Capital Management dan Administrasi PLN NP, Karyawan Aji, menyampaikan bahwa hampir 1 juta karbon telah diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) oleh PLN Nusantara Power melalui PLTGU Muara Karang Blok 3.
Baca Juga :
Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan EU Commissioner Untuk Dorong Transisi Energi
PLN Indonesia Power Kebut Proyek Hijaunesia PLTS 500 MW untuk Dukung Transisi Energi
Kanada dan IPG Sambut Baik Rencana Investasi CIPP Indonesia
Aji menyatakan bahwa PLN NP berupaya dari berbagai aspek untuk mencapai Net Zero Emisi pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat, termasuk dengan berpartisipasi dalam perdagangan karbon.
Dia menjelaskan bahwa 11 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN NP telah menjadi peserta perdagangan karbon dan telah mendapatkan kuota Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang disetujui oleh Kementerian ESDM dengan jumlah karbon yang dapat diperdagangkan mencapai 35 juta ton.
“Selain melalui bursa karbon, terdapat 11 PLTU PLN NP yang telah menjadi peserta perdagangan karbon dan mendapatkan kuota Persetujuan Teknis batas Atas Emisi Pelaku Usaha oleh Kementerian ESDM dengan jumlah yang dapat diperdagangkan mencapai 35 juta ton,” terang Karyawan Aji.
Kinerja PLN NP juga ditunjukkan melalui produksi energi bersih dari co-firing selama tahun 2023 sebesar 525,62 GWh, setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 533.291,79 MT.
Hingga saat ini, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara kontinyu pada 24 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Aji menyatakan bahwa PLN NP akan terus melaksanakan program Green Energy Movement (GEM) sejalan dengan semangat dunia untuk menurunkan suhu bumi, dengan tidak hanya melakukan co-firing pada PLTU yang sudah ada, tetapi juga dengan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA, dan PLTB.
“Sejalan dengan semangat dunia dalam menurunkan suhu bumi dan tertuang pada Paris Agreement, PLN Nusantara Power berkontribusi melalui Green Energy Movement,” ujar Aji.
Pada tahun 2023, PLN NP berhasil menyelesaikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, yang mampu mengurangi gas karbon sekitar 214.000 ton CO2 setiap tahunnya.
PLN NP juga mendukung pembangunan smart city di Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyediaan listrik bersih dari PLTS IKN 50 MW, dengan tahap pertama selesai 10 MW.
Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana PLN NP untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara, dengan potensi mengurangi gas karbon 104,8 ton emisi CO2 setiap tahunnya.
“Kami juga senantiasa mendukung smart city di Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyediaan listrik bersih yang berasal dari PLTS IKN 50 MW. Saat ini kami telah menyelesaikan 10 MW tahap pertama,” tambah Aji.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruli Firmansyah, menegaskan fokus perusahaan pada rencana korporatif untuk mewujudkan energi hijau dengan menyiapkan penambahan unit pembangkit sebesar 6,3 Gigawatt (GW) dari pembangkit EBT hingga tahun 2030.
“PLN NP sendiri telah bergerak memetakan kebutuhan Indonesia di masa depan. Kami, hingga tahun 2030 akan menyiapkan penambahan unit pembangkit sebesar 6,3 Gigawatt (GW) yang berasal dari pembangkit EBT yang tersebar di penjuru Nusantara,” jelas Ruly.
Sumber : Antara PLN Nusantara Power berhasil pangkas 17 juta ton emisi CO2