PLN Indonesia Power (PLN IP) tengah mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 500 megawatt dari proyek Hijaunesia 2023 sebagai bagian dari dukungannya terhadap transisi energi dan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
Dilansir dari Antara News, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa upaya pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) telah menarik minat investor.
Menurut dia, dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP telah memprioritaskan pembangunan PLTS dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema strategic partnership.
Baca Juga :
Kanada dan IPG Sambut Baik Rencana Investasi CIPP Indonesia
Menteri ESDM Lantik Tiga Anggota Dewan Energi Nasional
Kementerian ESDM Sebut Peluang Kerja di Industri Energi Hijau Sangat Besar
Edwin menekankan bahwa upaya ini sejalan dengan rencana pengembangan EBT yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030.
“Melalui inisiatif ini, kami genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021–2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW,” kata Edwin.
Edwin juga mengatakan, untuk tahap awal, PLN IP berupaya mempercepat pembangunan PLTS di lima lokasi dengan kapasitas 500 megawatt, dengan target agar proses pembangunan hingga operasi komersial dapat dilakukan lebih cepat dari sebelumnya.
“Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain praseleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan,” ucapnya.
Menurut Edwin, pembangunan PLTS tersebut telah menarik minat dari calon mitra dan kontraktor EPC dari berbagai negara, dengan total 33 peserta yang telah lolos tahap request for quotation (RFQ) dan sedang dalam tahap evaluasi sampul 1.
“Para calon mitra yang berminat atas pengembangan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri hingga Eropa, yang menandakan proyek EBT kami menarik,” ujarnya.
Edwin menegaskan bahwa PLN IP juga memberikan perhatian pada tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sesuai dengan regulasi yang berlaku, untuk menciptakan dampak positif bagi industri dalam negeri.
“Hijaunesia 2023 sebagai demand creation untuk membuka pasar investasi manufaktur solar PV dalam rangka unlock isu TKDN 60 persen,” ungkapnya.
Proyek Hijaunesia 2023 tidak hanya merupakan upaya untuk menciptakan permintaan (demand creation) dalam pasar investasi manufaktur solar PV, tetapi juga sebagai implementasi komitmen Holding PT PLN (Persero) dalam aspek environmental, social, and governance (ESG).
PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT hingga 2,78 GW hingga tahun 2028, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengurangan emisi CO2 sebesar dua juta ton.
Sumber : Antara News PLN IP kebut pembangunan PLTS 500 MW dari proyek Hijaunesia