Dalam beberapa waktu terakhir, Green Inflation telah menjadi perhatian serius dalam tantangan perubahan iklim dan pemanasan global. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan tercermin dalam berbagai program seperti transisi energi, elektrifikasi sektor transportasi, dan pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.
Namun, transisi energi membutuhkan investasi besar, dan saat ini penggunaan energi terbarukan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan potensinya karena kurangnya investasi.
Green inflation, yang merujuk pada peningkatan harga barang dan jasa terkait dengan proses produksi dan distribusi yang ramah lingkungan, muncul sebagai dampak dari biaya tinggi transisi menuju ekonomi hijau.
Hal ini disebabkan oleh investasi besar dalam infrastruktur hijau, teknologi baru, dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, lonjakan harga energi terbarukan juga berkontribusi pada green inflation, meskipun energi seperti tenaga surya dan angin menjadi lebih terjangkau dan efisien.
Baca Juga :
PLTS IKN Tahap I Siap Beroperasi Akhir Februari 2024
Kilang Balongan Resmi Operasikan PLTS untuk Mendukung Dekarbonisasi
Untuk mengatasi green inflation, diperlukan tindakan konkret seperti memberikan insentif untuk teknologi hijau, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mengembangkan energi alternatif terbarukan.
Meskipun green inflation saat ini masih jauh dari Indonesia, tetapi tindakan pencegahan tetap diperlukan, termasuk menyusun skema harga listrik yang lebih kompetitif dari sumber energi terbarukan.
Pengembangan energi terbarukan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi green inflation.
Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan serta peningkatan infrastruktur yang mendukung penggunaan energi alternatif akan membantu mengurangi biaya produksi energi dan ketergantungan pada sumber energi konvensional yang mahal dan merusak lingkungan.
Meskipun masih ada tantangan dan kendala, pengembangan energi terbarukan merupakan langkah penting untuk menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di masa depan.
Pemerintah dan lembaga terkait perlu bekerja sama dengan sektor swasta dan masyarakat untuk mencapai tujuan ini, sehingga transisi menuju ekonomi hijau dapat diwujudkan tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan sosial.