Pembangunan PLTA Kayan 9.000 MW Capai 37%, Ditargetkan Selesai 2027

Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade di Kalimantan Utara.
Foto : Sumber Istimewa

Proyek konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, yang memiliki kapasitas sebesar 9.000 Mega Watt (MW), telah mencapai 37 persen. PT. Kayan Hydro Energy (KHE) menargetkan dapat menyelesaikan bendungan tahap pertama pada tahun 2027.

Dilansir dari Bisniscom, PLTA Kayan yang akan memiliki kapasitas total sebesar 9.000 megawatt (MW) tersebut diklaim bakal menjadi pembangkit listrik tenaga air yang terbesar di Asia Tenggara. Total nilai investasinya mencapai US$17,8 miliar atau setara Rp275,9 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). Jika diperinci, tahap pertama PLTA Kayan berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

Khaeroni Direktur Operasional PT. Kayan Hydro Energy (KHE) mengatakan untuk kapasitas bendungan 1 Kayan mencapai 900 MW, yang sebagian besar akan masuk ke kawasan industri hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Juga :

Indonesia Tertarik Bergabung dalam Konsorsium Battery Storage System

Generasi Muda Berperan Penting Dalam Transisi Energi di Indonesia

Pemerintah dan UNOPS Bahas Rencana Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia

PLTA Kayan nantinya akan menyalurkan listrik untuk mendukung Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara, yang dikelola oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Indonesia Strategis Industry (ISI). Khaeroni menyatakan bahwa dengan total kapasitas 9.000 MW, PLTA Kayan dapat mencakup sebagian besar wilayah Kalimantan untuk mendukung kebutuhan industri.

Khaeroni juga menjelaskan bahwa pasokan listrik hijau dari PLTA Kayan ke Ibu Kota Negara (IKN) juga akan menggunakan jaringan transmisi listrik PT PLN (Persero). Meskipun demikian, dia belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“PLN sudah memiliki infrastruktur transmisi di Kalimantan yang terhubung dengan ini, termasuk juga infrastruktur energi hijau di IKN,” katanya.

Khaeroni juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai batas waktu pembangunan infrastruktur tersebut, PT. Kayan Hydro Energy (KHE) telah memperoleh sejumlah izin, setidaknya 30 jenis perizinan.