Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan hidrogen dapat menjadi sebagai salah satu penopang dalam transisi energi di Indonesia serta memiliki peran penting dalam strategi pemerintah menuju netral karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Dilansir dari Antara, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menyatakan bahwa hidrogen diharapkan dapat menjadi salah satu penopang transisi energi serta memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global dan sebagai bagian dari strategi pemerintah menuju netral karbon pada tahun 2060.
“Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global dan sebagai salah satu strategi utama pemerintah dalam menjalankan peta jalan atau roadmap menuju netral karbon di tahun 2060,” ujar Jisman P Hutajulu, dikutip dari Antara, Minggu, (25/02/2024).
Menurut Jisman, Indonesia memiliki potensi EBT yang besar mencapai total 3.689 gigawatt (GW). Potensi tersebut dapat berasal dari energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut, yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen hijau sebagai cadangan atau penyimpanan energi.
Selain itu, hidrogen juga dapat digunakan dalam berbagai sektor untuk tujuan dekarbonisasi, seperti transportasi jarak jauh, pelayaran, penerbangan, produksi baja, pemanasan industri, dan manufaktur.
Jiman juga mengatakan, pengembangan hidrogen di Indonesia bertujuan untuk mencapai target penurunan emisi dalam Kontribusi Penentuan Nasional yang Ditingkatkan (NDC) dan emisi nol bersih (NZE) melalui proses transisi energi dan dekarbonisasi sistem energi global.
“Untuk mencapai sasaran utama tersebut, Indonesia akan mengembangkan hidrogen sebagai upaya mendukung pengembangan EBT, upaya dekarbonisasi transportasi dan industri serta sebagai komoditas yang dapat diekspor,” ujarnya.
Jisman juga menegaskan. pemerintah akan terus mendorong pembentukan ekosistem hidrogen nasional agar infrastruktur strategis dapat dikembangkan dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung ekonomi hidrogen di Indonesia.
“Ini penting ya. Ketika nanti skala ekonominya belum, ya tentu belum bisa kita dorong, tetapi ketika nanti skala ekonominya sudah terbentuk dan besar demand-nya, maka kecenderungan harga akan turun. Itu yang paling penting,” kata Jisman.
PT PLN (Persero) telah meresmikan HRS pertama di Indonesia di Senayan, Jakarta, yang menandakan komitmen PLN dalam memajukan energi hidrogen di Indonesia.
“Saya mengucapkan selamat kepada PLN atas beroperasinya HRS Senayan, yang pertama di Indonesia. Saya yakin melalui peresmian ini, PLN menunjukkan karya nyata dan bukti konkret energi hidrogen merupakan suatu keniscayaan bagi Indonesia,” kata Jisman.