Indonesia tengah menjajaki kerjasama dengan Komisioner Uni Eropa atau EU Commissioner untuk mempromosikan isu transisi energi, sejalan dengan misi RI sebagai salah satu pemegang mandat keketuaan di dalam Koalisi Menteri-Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim.
Dilansir dari siaran pers Kementerian Keuangan RI, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan Komisioner Uni Eropa yang bertanggung jawab atas Aksi Iklim, Wopke Hoekstra, di Washington D.C., Amerika Serikat.
Baca Juga :
PLN Indonesia Power Kebut Proyek Hijaunesia PLTS 500 MW untuk Dukung Transisi Energi
Kanada dan IPG Sambut Baik Rencana Investasi CIPP Indonesia
Menteri ESDM Lantik Tiga Anggota Dewan Energi Nasional
Sri Mulyani menyoroti pentingnya isu-isu mitigasi perubahan iklim, khususnya dalam transisi menuju energi terbarukan, yang tetap menjadi perhatian utama di berbagai forum global.
“Isu-isu mitigasi perubahan iklim, termasuk transisi menuju energi terbarukan masih menjadi topik hangat dalam berbagai fora global. Topik transisi energi, perubahan iklim, dan perdagangan karbon mengisi ruang diskusi kami,” ucap Sri Mulyani dalam keterangannya dikutip dari Siaran Pers Kementerian Keuangan RI, Senin, (22/04/2024).
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi kepada Uni Eropa atas dukungan finansial dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa berbagai proyek prioritas JETP telah disiapkan, termasuk pembangunan infrastruktur energi terbarukan seperti jaringan transmisi dan distribusi listrik, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), energi panas bumi, bioenergi, panel surya, dan pembangkit listrik tenaga angin.
Lebih lanjut, Menkeu mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemasok kredit karbon global, dengan potensi pengurangan emisi hingga 1,3 giga ton CO2e dengan nilai estimasi sekitar 190 miliar dolar AS.
“Kami juga bertukar pikiran mengenai berbagai peluang kolaborasi dalam perdagangan karbon. Indonesia punya potensi besar sebagai pemasok kredit karbon secara global hingga 1,3 gigatons CO2e emission reduction dengan nilai estimasi sebesar 190 miliar dolar AS,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap dukungan dari Uni Eropa melalui investasi negara-negara anggotanya dapat mempercepat proses transisi energi yang lebih cepat, adil, dan terjangkau.
Selama menghadiri pertemuan IMF Spring di Washington, D.C., Sri Mulyani juga menggali potensi investasi European Investment Bank (EIB) di sektor pembiayaan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.
EIB menyatakan minatnya untuk menjalin kolaborasi dengan pemerintah Indonesia, dengan sejumlah proyek pipeline yang sudah dimulai, termasuk pembangunan transportasi umum, pengembangan wilayah perkotaan, dan peningkatan fasilitas kesehatan.
Sumber : Siaran Pers Kementerian Keuangan Dorong Transisi Energi, Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan EU Commission