PT PLN (Persero) mencatat bahwa bauran energi baru terbarukan (EBT) di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) telah mencapai 43 persen.
“Bicara energi hijau, PLN Sulselrabar memiliki bauran EBT 43 persen. Hasil produksi energi ini disalurkan ke masyarakat, sehingga kita telah menikmati energi bersih,” ungkap General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin, di Makassar, Selasa (25/06/2024).
Energi hijau ini diperoleh dari berbagai pembangkit listrik ramah lingkungan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Poso, Makale Toraja, Bakaru Enrekang, dan Bili-bili Gowa, serta Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di Kabupaten Sidrap dan Jeneponto.
“Ada sedikit kontribusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), namun yang paling dominan adalah air dan angin,” tambah Andy.
Andy menyatakan bahwa masyarakat di wilayah Sulselrabar patut bersyukur atas energi EBT yang telah memenuhi kebutuhan listrik setiap rumah di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar. Namun, ia mengakui bahwa pasokan listrik dari pembangkit ramah lingkungan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim.
Seperti pada peristiwa El Nino tahun lalu, yang menyebabkan kekeringan ekstrem dan panjang, PLN harus melakukan skema penyalaan listrik bergilir pada 2023.
“InsyaAllah tahun ini kita akan lebih siap dibanding 2023 terhadap musim kemarau panjang berdasarkan prediksi BMKG,” ujar Andy.
Langkah pertama yang disiapkan PLN UID Sulselrabar saat ini adalah mengoptimalkan pembangkit non-EBT dengan melakukan pemeliharaan berkala untuk memaksimalkan peran pembangkit non-EBT.
Langkah kedua, Andy menjelaskan bahwa beberapa pembangkit listrik telah direlokasi untuk membantu Sulawesi Bagian Selatan dari akhir tahun hingga awal tahun. Termasuk rencana hadirnya pembangkit sementara dengan daya 100 MW pada Agustus 2024.
Sumber: Antara News PLN catat bauran EBT di Sulselrabar capai 43 persen