Penulis: Addin Anugrah S
Editor: Bidang lnformasi, Komunikasi, Hubungan Masyarakat dan Media METI
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) telah menyelenggarakan rapat audiensi dengan perwakilan Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia, Danish Energy Agency (DEA), dan ENERGINET Denmark pada hari Senin (13/05/2024). Rapat yang berlangsung di Kantor METI di PSW Tower Antasari ini bertujuan untuk membahas potensi pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Dalam rapat tersebut turut hadir perwakilan dari METI diantaranya Yudha Permana Jayadikarta (Direktur Eksekutif METI), Bima Putra Jaya (Wakil Direktur METI), dan Jaya Wahono (Dewan Pakar METI). Kemudian perwakilan dari Kedutaan Besar Denmark turut hadir diantaranya Erik Kjaer (DEA), Eva Maria Hein (DEA), Peter Bentzen (DEA), Lasser Mertz (Energinet), dan Jonas Reinhart Rasmussen (Energinet).
Dalam pertemuan ini, METI menyampaikan berbagai informasi mengenai kondisi dan regulasi yang mempengaruhi perkembangan energi terbarukan di Indonesia. Diskusi ini menjadi ajang penting untuk bertukar pikiran dan pengalaman antara Indonesia dan Denmark dalam mengelola dan memanfaatkan energi terbarukan.
Salah satu inisiatif paling penting yang lahir dari rapat ini adalah konsep “Elektrifikasi Kepulauan.” Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang melimpah di setiap pulau di Indonesia, seperti energi surya, angin, dan hidro, demi membangun jaringan listrik yang lebih berkelanjutan dan mandiri.
Baca Juga:
PLN NTT Melaporkan Penggunaan Biomassa di PLTU Bolok Mencapai 900% untuk Energi Berkelanjutan
PLN dan WRI Lanjutkan Kerja Sama untuk Tingkatkan Energi Terbarukan
METI Sukses Selenggarakan Buka Bersama dan Syukuran Dilantiknya Dirjen EBTKE Baru
Jaya Wahono, Dewan Pakar METI, dalam rapat menyampaikan bagaimana Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, namun tantangan regulasi dan teknis masih menjadi kendala utama.
“Indonesia memiliki banyak pulau dengan potensi energi terbarukan yang besar. Dengan inisiatif Sustainable Island, kami berharap dapat membangun jaringan listrik yang memanfaatkan sumber energi lokal yang ada di setiap pulau. Ini tidak hanya akan meningkatkan ketahanan energi, tetapi juga akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” ujarnya.
Erik Kjaer dari DEA menambahkan, “Denmark siap berbagi pengalaman dan teknologi dalam pengembangan energi terbarukan. Kami percaya bahwa kerjasama ini akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan energi global.”
Rapat audiensi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kerjasama antara Indonesia dan Denmark dalam bidang energi terbarukan, serta mendorong terciptanya solusi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan di masa depan. METI bersama dengan DEA dan Energinet berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia, menjadikan pulau-pulau di Indonesia sebagai model pengembangan energi terbarukan yang bisa diimplementasikan di seluruh dunia.
Yudha Permana Jayadikarta, Direktur Eksekutif METI, menutup rapat dengan optimisme bahwa inisiatif ini akan membawa perubahan positif bagi Indonesia.
“Dengan kerjasama internasional dan dukungan teknologi serta investasi, kami yakin Indonesia dapat menjadi contoh dalam pengembangan energi terbarukan. Kami berkomitmen untuk mewujudkan visi ini demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Inisiatif Elektrifikasi Kepulauan dengan pemanfaatan energi terbarukan lokal diharapkan tidak hanya menjadi proyek percontohan, tetapi juga menjadi pemicu bagi pengembangan proyek serupa di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan visi menjadi negara yang mandiri dalam energi dan berkelanjutan, memberikan manfaat bagi seluruh masyarakatnya.
Perlu diketahui, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia / Indonesia Renewable Energy Society (METI/IRES) merupakan sebuah organisasi nirlaba (Nonprofit Organization/NPO) yang secara aktif mempromosikan pemanfaatan Energi Terbarukan untuk meningkatkan keamanan energi, meningkatkan akses energi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia.
Berdiri sejak 11 Mei 1999, METI/IRES hadir untuk mewadahi para ilmuwan, pendidik, regulator, pengembang dan organisasi bisnis, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), asosiasi yang bergerak di bidang Energi Terbarukan dan pemangku kepentingan lainnya agar dapat saling bertukar pikiran serta berbagi pandangan tentang isu-isu strategis dan pragmatis berkaitan dengan pemanfaatan Energi Terbarukan.
METI secara aktif melakukan audiensi dengan berbagai pihak serta melakukan advokasi mengenai kebijakan dan regulasi yang mendorong investasi di bidang energi terbarukan yang bertujuan untuk membantu penghijauan sektor energi di Indonesia. METI telah banyak melakukan diskusi dan memberikan masukan kepada para pemangku kepentingan dan pemerintah terkait kebijakan dan regulasi, khususnya yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hasil diskusi ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pemerintah Indonesia dan global dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, dan mencegah penurunan kualitas lingkungan akibat penggunaan energi fosil yang tidak terkendali dan tidak berkelanjutan serta mengatasi dampak negatif perubahan iklim global melalui penyampaian berbagai ide, inisiatif serta solusi untuk masalah global dalam bentuk advokasi dan promosi penggunaan energi terbarukan.